Konawe Utara, Kroscek.co.id – Beragam dinamika dan kritik yang berhembus, Plt Direktur Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit (RS) Kabupaten Konawe Utara (Konut) Riska L., S.ST., M.Kes., tetap berdiri teguh memimpin dengan hati.
Riska memilih fokus bekerja, berbenah, dan memperkuat pelayanan kesehatan demi kemaslahatan masyarakat, meski angin kritik kerap datang silih berganti.
Pihaknya menyadari, amanah yang diemban tidaklah ringan. Dalam situasi serba terbuka dan penuh ekspektasi publik, setiap langkah kepemimpinan di sektor layanan kesehatan selalu menjadi sorotan.
Namun, baginya, tanggung jawab sebagai pelayan publik jauh lebih besar daripada sekadar menanggapi isu atau opini yang tak berdasar.
Riska menegaskan bahwa dirinya tetap fokus membangun sistem pelayanan yang lebih baik, profesional, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.

Menurutnya rumah sakit yang kini berstatus BLUD telah memiliki dasar kelembagaan dan pelayanan yang kuat. Namun demikian, peningkatan mutu tetap harus menjadi prioritas utama agar kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit daerah semakin tinggi.
“Saya berharap pelayanan terus ditingkatkan. Yang baik menjadi lebih baik, yang bagus jadi lebih bagus. Rumah sakit BLUD ini sudah bagus, tinggal bagaimana membangun dan memperbaiki pelayanannya menjadi lebih maksimal,” ujar Riska kepada Kroscek.co.id, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, pelayanan kesehatan bukan sekadar rutinitas kerja, melainkan wujud tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Karena itu, setiap tenaga kesehatan diharapkan bekerja dengan semangat pengabdian, kejujuran, dan empati terhadap pasien.
Menanggapi insiden masuknya kambing ke area Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang sempat mencuat, Riska menjelaskan bahwa hal tersebut berada dalam ranah Satpol-PP, selaku pihak yang bertanggung jawab atas keamanan lingkungan rumah sakit.
“Pengawasan keamanan merupakan tugas Satpol-PP. Namun, kami tetap berkoordinasi agar kejadian serupa tidak terulang. Fokus kami tetap pada pembenahan pelayanan,” ujarnya dengan tegas.

Baru-baru ini, Komisi III DPRD Konawe Utara melakukan sidak ke rumah sakit. Dalam forum Rapat Dengar Pendapat (RDP), Riska hadir dan memberikan penjelasan terbuka terkait kondisi pelayanan dan tata kelola BLUD RS Konawe Utara.
“Saya selalu hadir tepat waktu ketika jam kerja, dan tidak menutupi apapun. Semua disampaikan secara terbuka, karena saya yakin transparansi adalah bentuk tanggung jawab,” tegasnya.
Riska juga menyebut, di bawah kepemimpinannya, sejumlah pembenahan telah dilakukan. Beberapa pendingin ruangan kini kembali berfungsi normal, area parkir dibenah, dan lingkungan rumah sakit tertata lebih bersih dan nyaman.
Infrastruktur penunjang pelayanan juga terus diperbaiki agar masyarakat merasa aman dan terlayani dengan baik.
“Perubahan kecil yang kami lakukan adalah bagian dari komitmen besar untuk memberikan pelayanan terbaik. Rumah sakit harus terasa seperti tempat pemulihan yang menenangkan, bukan sekadar fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Riska juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh tenaga medis, paramedis, dan staf administrasi yang telah bekerja keras menjaga kualitas pelayanan.
“Saya selalu ingatkan, jangan pernah lelah melayani. Karena setiap senyum dan perhatian kecil kita kepada pasien, bisa menjadi bagian dari kesembuhan mereka,” tuturnya penuh makna.

Meski tak jarang mendapat kritik tajam, Riska tidak menjadikannya beban. Ia justru melihat kritik sebagai bentuk kepedulian publik terhadap pelayanan kesehatan daerah.
“Saya selalu berpikir positif. Kritik adalah cermin untuk berbenah, bukan alasan untuk berhenti. Saya lebih memilih diam dan bekerja daripada membalas isu yang tidak berdasar,” ucapnya tulus.
Diakuinya, terkadang muncul rasa lelah dan keraguan dalam menghadapi tekanan. Namun dorongan dari kerabat, rekan kerja dan masyarakat membuatnya kembali kuat dan fokus pada tanggung jawab besar yang diemban.
“Pernah terlintas dalam benak saya untuk mundur. Tapi banyak orang baik memberi semangat agar saya tetap bertahan dan terus bekerja. Itu membuat saya yakin bahwa niat baik akan selalu menemukan jalannya,” ujarnya lirih namun tegas.
Pemimpin Perempuan dengan Keteguhan dan Hati Pelayan

Sebagai pemimpin perempuan di sektor pelayanan publik, Riska L. dikenal tegas namun berjiwa lembut. Ia menata rumah sakit dengan pendekatan manusiawi, berpihak pada kepentingan pasien dan kesejahteraan tenaga kesehatan.
Prinsipnya sederhana, bekerja dengan hati dan menjaga amanah dengan penuh tanggung jawab.
“Rumah sakit ini bukan milik saya, tapi milik masyarakat. Tugas saya hanya memastikan tempat ini benar-benar menjadi ruang pelayanan yang menenangkan dan menyembuhkan,” tuturnya.
Dengan status RS Tipe Paripurna, Riska berkomitmen menjaga mutu dan disiplin pelayanan sesuai standar akreditasi. Ia terus mendorong budaya kerja yang profesional, responsif, dan berorientasi pada kepuasan pasien.
Ditengah tekanan dan dinamika jabatan, Riska memilih tetap berdiri dengan tenang dan fokus. Ia memahami bahwa tanggung jawab di sektor kesehatan tidak hanya tentang manajemen, tetapi juga tentang kemanusiaan.
“Saya bekerja bukan untuk pujian, tetapi untuk tanggung jawab. Selama masyarakat masih membutuhkan pelayanan, saya akan tetap berdiri disini dan berusaha memberikan yang terbaik,” tegasnya.
Dalam setiap langkahnya, ia percaya bahwa kejujuran, kerja keras, dan niat tulus melayani akan selalu mengalahkan segala bentuk fitnah dan prasangka.
“Saya tidak sempurna, tapi saya bekerja dengan hati. Selama masih diberi kepercayaan, saya akan terus berbenah, karena pelayanan kesehatan adalah panggilan pengabdian,” tutupnya Riska. (**)
Laporan: Muh. Sahrul

























