Pemerintah Harus Bersikap Soal Rentetan Aksi Bunuh Diri di Jembatan Teluk Kendari

- Redaksi

Kamis, 5 Juni 2025 - 19:47 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi

Ilustrasi

Kendari, Kroscek.co.id – Maraknya aksi bunuh diri di Jembatan Teluk Kendari dalam beberapa waktu terakhir seharusnya menjadi alarm serius bagi seluruh pemangku kebijakan, terutama Pemerintah Kota Kendari.

Deretan peristiwa tragis ini bukanlah insiden biasa yang bisa dilihat secara kasuistik, melainkan refleksi nyata dari persoalan kesehatan mental yang mendalam dan belum tertangani secara sistematis di tengah masyarakat.

Pemerintah harus segera mengambil langkah konkret dengan menghadirkan pusat layanan krisis psikologis atau ruang konseling publik yang bisa diakses secara luas oleh masyarakat.

Baca Juga :  Ridwan Bae Tanggapi Fenomena Kompleksitas Aksi Bunuh Diri di Jembatan Teluk Kendari

Fasilitas ini dapat diwujudkan melalui sinergi lintas sektor antara Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, organisasi profesi psikologi, lembaga pendidikan, hingga unsur keagamaan.

Disana, warga yang tengah mengalami depresi, tekanan hidup, atau gangguan mental lainnya bisa mendapatkan layanan konseling, terapi psikologis, serta pendampingan profesional secara berkelanjutan.

Banyak faktor yang memicu keputusasaan: tekanan ekonomi, konflik rumah tangga, keterasingan sosial, atau beban hidup yang terlalu berat untuk ditanggung sendirian.

Baca Juga :  Lagi, Aksi Percobaan Bunuh Diri Seorang Ibu dan Anak di Jembatan Teluk Kendari

Ketika ruang aman untuk berbagi tak tersedia, mereka yang terdampak cenderung merasa terjebak dan terisolasi, hingga akhirnya memilih jalan tragis. Inilah urgensi kehadiran negara melalui kebijakan yang berpihak dan solusi yang nyata.

Dengan menghadirkan layanan psikologis yang mudah diakses, ramah, dan bebas stigma, pemerintah tak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga membangun ekosistem sosial yang sehat dan inklusif.

Baca Juga :  Ridwan Bae Apresiasi Pemkot Kendari Gagalkan Aksi Bunuh Diri, Minta Pagar Jembatan Teluk Ditinggikan

Langkah ini harus menjadi bagian dari perencanaan pembangunan kota yang berkelanjutan, di mana kesehatan mental diposisikan setara pentingnya dengan kesehatan fisik.

Saat masyarakat merasa didengar dan dipedulikan, harapan akan kembali tumbuh. Pemerintah tidak bisa terus menunda.

Ini bukan lagi soal penanganan pascakejadian, melainkan soal pencegahan dan keberpihakan terhadap kehidupan itu sendiri. Karena dalam masyarakat yang sehat secara mental, semangat hidup akan tetap menyala. (**)


Laporan : Muh. Sahrul

Berita Terkait

Longsor dan Konflik Lahan Ancam Warga, Rumah dan Fasilitas Umum Masuk dalam IUP
Tiga Kades di Oheo Disorot, Forkawa Konut: Berita Tak Boleh Jadi Alat Tekanan
Proyek Jembatan Bailey Sambandete, Konut Masih Dikebut di Tengah Genangan Air
Korban Kecelakaan Kerja PT Antam di Konut Belum Terima Hak Sejak 2009
DPW PBB Sultra Berduka, Ketua DPC Bombana Hasanuddin Tutup Usia
Minim Transparansi, Tambang PT Antam di Tapunopaka Dinilai Rugikan Konut
Satlantas Konawe Utara Gercep Atasi Bahaya Jalan Licin di Trans Sulawesi
Jalan Licin karena Solar, Kasatlantas dan Pemda Konawe Utara Terjun ke Lokasi

Berita Terkait

Selasa, 29 Juli 2025 - 08:01 WITA

Longsor dan Konflik Lahan Ancam Warga, Rumah dan Fasilitas Umum Masuk dalam IUP

Sabtu, 26 Juli 2025 - 11:41 WITA

Tiga Kades di Oheo Disorot, Forkawa Konut: Berita Tak Boleh Jadi Alat Tekanan

Minggu, 29 Juni 2025 - 12:25 WITA

Proyek Jembatan Bailey Sambandete, Konut Masih Dikebut di Tengah Genangan Air

Sabtu, 28 Juni 2025 - 13:23 WITA

Korban Kecelakaan Kerja PT Antam di Konut Belum Terima Hak Sejak 2009

Jumat, 27 Juni 2025 - 16:17 WITA

DPW PBB Sultra Berduka, Ketua DPC Bombana Hasanuddin Tutup Usia

Berita Terbaru

error: Dilarang Copy Paste!