Tragedi Sungai Lasolo, Fendrik: Ketika Buaya Dibiarkan, Warga Dikorbankan

- Redaksi

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:45 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPRD Konawe Utara, Fendrik, S.Kom, menyoroti tragedi diterkamnya warga di Sungai Lasolo. Ia meminta BKSDA Sultra, segera bertindak agar peristiwa serupa tidak terulang. Tim gabungan BPBD Konut, Damkar Konut, Basarnas, dan warga tampak melakukan pencarian korban di lokasi kejadian, Senin (6/10/2025).

Anggota DPRD Konawe Utara, Fendrik, S.Kom, menyoroti tragedi diterkamnya warga di Sungai Lasolo. Ia meminta BKSDA Sultra, segera bertindak agar peristiwa serupa tidak terulang. Tim gabungan BPBD Konut, Damkar Konut, Basarnas, dan warga tampak melakukan pencarian korban di lokasi kejadian, Senin (6/10/2025).

Konawe Utara, Kroscek.co.id – Hingga berita ini diturunkan, jasad Nurlian, warga Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konawe Utara (Konut) belum ditemukan setelah diterkam buaya di Sungai Lasolo, Senin siang dini hari (6/10/2025).

Sejak kejadian itu, tim gabungan dari BPBD Konawe Utara, Basarnas, Damkar Konawe Utara, aparat TNI, Kepolisian, dan warga terus melakukan pencarian tanpa henti.

Tim menyusuri arus deras sungai menggunakan perahu karet, Katinting, jaring, dan peralatan seadanya. Air yang keruh dan deras menjadi tantangan besar, namun semangat pencarian tak surut.

Namun di balik upaya heroik para petugas dan relawan itu, mengemuka pertanyaan besar: mengapa ancaman buaya di Sungai Lasolo terus berulang tanpa langkah pencegahan yang jelas?

Tim BPBD Konawe Utara bersiap menurunkan perahu karet untuk menyisir aliran Sungai Lasolo dalam upaya pencarian korban.

Anggota DPRD Konawe Utara, Fendrik, S.Kom, dari Fraksi Partai Bulan Bintang (PBB), menyoroti keras kejadian tersebut. Ia menilai bahwa tanggung jawab moral dan hukum atas keselamatan warga ada di tangan negara, instansi teknis seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tenggara serta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca Juga :  DPRD Desak Audit, Transparansi PPPK Paruh Waktu Konut Harus Dijaga Integritasnya!

“Negara wajib menjamin keselamatan rakyat sekaligus menjaga kelestarian satwa liar. Jika Sungai Lasolo sudah lama dikenal sebagai habitat buaya, seharusnya ada zona larangan, papan peringatan, serta patroli rutin. Ketika langkah-langkah dasar ini tidak dilakukan, maka setiap korban bukanlah sekadar takdir, tetapi akibat dari kelalaian sistem,” tegas Fendrik.

Fakta di lapangan menunjukkan, beberapa tahun terakhir Sungai Lasolo tidak lagi sekadar bentang alam alami, melainkan kawasan yang mengalami tekanan serius akibat aktivitas manusia, penebangan liar, sedimentasi dari tambang, hingga berkurangnya kawasan hutan di hulu sungai.

Perubahan ekosistem itu membuat habitat buaya terganggu, memaksa satwa predator tersebut mendekat ke permukiman warga.
Ironisnya, hingga kini belum tampak kebijakan antisipatif yang nyata.

Papan peringatan hampir tidak ada, patroli satwa liar minim, dan edukasi kepada masyarakat nyaris absen. Warga hidup dalam ketidaktahuan dan rasa was-was, sementara ancaman datang tanpa aba-aba.

Sejumlah aktivis lingkungan menyebut tragedi ini sebagai “alarm keras” BKSDA Sultra. Sungai Lasolo bukan hanya sumber ekonomi rakyat, tetapi juga ruang hidup ekologis yang seharusnya dilindungi dengan kebijakan terukur dan berkelanjutan.

“Kalau tidak ada mitigasi kebijakan dan intervensi nyata, kasus seperti ini hanya menunggu waktu untuk berulang terus menerus,” Tegas Fendrik.

Menurut Pemuda Andowia ini, bahwa Pemerintah daerah yakni BPBD Konut dan Damkar Konut, saat ini telah bergerak cepat dan tanggap pascakejadian.

Baca Juga :  Pelatihan Bela Negara di Bogor, Fendrik: Nasionalisme Kader PBB Kian Membara

Namun langkah reaktif BKSDA Sultra telah lalai, sekeras apa pun, tidak akan menggantikan pentingnya kebijakan preventif.

Penanganan kasus buaya bukan sekadar mencari korban, tetapi bagaimana memastikan tidak ada korban berikutnya. Tragedi Nurlian adalah cermin retak dari lemahnya tanggung jawab ekologis.

Keamanan lingkungan hidup dan keselamatan warga tampak belum menjadi prioritas utama. Sungai yang tampak tenang di permukaan, ternyata menyimpan ancaman yang lahir dari pembiaran sistemik.

Di balik jeritan Amrullah, suami korban yang menyaksikan langsung detik-detik istrinya diseret ke tengah sungai, tersisa satu pertanyaan getir: “Berapa lagi nyawa yang harus hilang, sebelum negara benar-benar hadir?”.

Pencarian masih berlangsung. Harapan masih menggantung di atas air keruh Sungai Lasolo. Namun satu hal pasti, tragedi ini tak boleh berhenti di laporan pencarian.

Baca Juga :  DPRD Desak Audit, Transparansi PPPK Paruh Waktu Konut Harus Dijaga Integritasnya!

Fendrik mengajak semua untuk merenungi, dan harus menjadikan momentum reflektif bagi seluruh pemangku kepentingan menata ulang kebijakan keselamatan publik dan perlindungan ekosistem sungai di Konawe Utara.

“Sebab di balik setiap korban, tersimpan kewajiban Negara yang tak boleh lagi diabaikan. Saya meminta kepada BKSDA Sultra wajib melindungi keselamatan warga sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem satwa liar,” Jelasnya.

Jika tak ada perubahan cara pandang BKSDA Sultra, maka bukan mustahil korban berikutnya tinggal menunggu giliran. Dan ketika itu terjadi, buaya mungkin masih di sungai, tapi kesalahan tetap di daratan, di tangan kita semua.

“Jika serangan buaya terjadi di wilayah yang diketahui habitat satwa dilindungi, pemerintah dan BKSDA Sultra wajib melakukan patroli dan evakuasi satwa liar yang mengancam keselamatan warga di sungai Lasolo yang diketahui dari dulu sumber ekonomi masyarakat,” Tegas Fendrik. (**)


Laporan: Muh. Sahrul

Berita Terkait

Warga Wanggudu Diterkam Buaya di Sungai Lasolo, Tim Gabungan Lakukan Pencarian
PT Antam vs Warga Mandiodo: Rakyat Menang di Atas Kertas, Kalah di Tanahnya Sendiri
Sidang Lapangan Antam vs Warga Mandiodo: Hak Rakyat Kecil Dipertaruhkan di PN Unaaha
Misteri Api di Gedung Arsip BKAD Konut, Polisi Tunggu Jawaban Labfor
Pengendara Honda PCX Tewas Gagal Salip Truk di Trans Sulawesi, Lembo Konawe Utara
Abdollah Tegaskan Isu Kebakaran BKAD Konut dan Penggeledahan KPU Tak Saling Berkaitan
Gedung Arsip BKAD Konut Terbakar: “Kertas Boleh Gosong, Integritas Jangan”
PT BSJ Serobot Hutan Lindung, Aliansi Peduli Hukum Desak Penindakan Tegas

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:45 WITA

Tragedi Sungai Lasolo, Fendrik: Ketika Buaya Dibiarkan, Warga Dikorbankan

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:05 WITA

Warga Wanggudu Diterkam Buaya di Sungai Lasolo, Tim Gabungan Lakukan Pencarian

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 17:19 WITA

PT Antam vs Warga Mandiodo: Rakyat Menang di Atas Kertas, Kalah di Tanahnya Sendiri

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 13:05 WITA

Sidang Lapangan Antam vs Warga Mandiodo: Hak Rakyat Kecil Dipertaruhkan di PN Unaaha

Kamis, 2 Oktober 2025 - 02:22 WITA

Misteri Api di Gedung Arsip BKAD Konut, Polisi Tunggu Jawaban Labfor

Berita Terbaru

error: Dilarang Copy Paste!