KONAWE UTARA, KROSCEK.CO.ID –Desa Laramo, Kecamatan Lembo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi desa percontohan program inovasi desa dari BRIN. Salah satu program dalam desa inovasi adalah program Smart Economy.
Smart Economy adalah kegiatan digitalisasi penyusunan laporan keuangan BUM Desa. BRIN bekerja sama dengan PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN) dan Pemkab Kabupaten Konawe Utara menyelenggarakan kegiatan dengan tajuk digitalisasi penyusunan laporan keuangan BUM Desa.
Pimpinan kegiatan Desa Inovasi dari BRIN, Prof. Situ Zuhro memberikan sambutannya pada acara Program Desa Inovasi di Desa Laramo, menekankan bahwa pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak untuk bisa membuat desa menjadi desa yang inovatif baik untuk level Nasional maupun harapan kedepan untuk menjadi desa inovasi untuk level Internasional.
“Pada kesempatan ini saya dari Tim BRIN tidak hanya sendiri, saya membawa dosen-dosen dari PKN STAN, untuk memberikan penguatan kepada BUM Desa dengan aplikasi laporan keuangan BUM Desa dengan standar yang benar dan menggunakan aplikasi laporan keuangan BUM Desa yang berbasis excel karya dari dosen PKN STAN. Selain itu nanti bapak/ibu sekalian juga mendapatkan materi tentang Prioritas Pengguunaan Dada Desa Tahun 2024 untuk percepatan pencapaian SDGs Desa,” Ungkap, Prof. Situ Zuhro.
Sementara itu, dalam sambutnya Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Konut, Syukur Impi, mengatakan bahwa bagi desa Laramo, kegiatan desa inovasi yang diinisiasi oleh BRIN beserta mitra ini, adalah hal yang luar biasa dan harus kita optimalkan dengan sepenuh hati.
“Pemkab Konawe Utara sangat serius untuk menjadikan desa Laramo sebagai desa inovasi untuk tingkat nasional maupun tingkat intenasional. Pemkab konut telah menjadikan program ini selama 3 tahun kedepan, agar benar-benar desa Laramo menjadi contoh bagi desa-desa yang lainnya untuk membangun inovasi dari desa,” Harap Syukur Impi.
Kegiatan sosialisasi Digitalitasi SDGs Desa diikuti oleh BUM Desa, BUM Desa se Kecamatan Lembo, selain dari pengurus BUM Desa, juga hadir dari pendamping desa dan pengawas BUM Desa. Beberapa pegawai dari Dinas PMD Konut juga ikut bergabung untuk belajar menggunakan aplikasi BUM Desa.
Berbagai pertanyaan disampaikan oleh BUM Desa, khususnya bagaimana melakukan pencatatan dan menganalisa transaksi masuk dalam akun yang mana. Antusiasme sangat besar dari para peserta, sehingga kegiatan yang dimulai dari Pukul 09.00 Wita, berlangsung hangat hingga pukul 16.00 Wita.
Salah satu peserta pelatihan, Biduan, mengatakan bahwa pelatihan seperti ini penting dan harus dilakukan pembinaan agar BUM Desa benar-benar bisa menyusun laporan keuangan yang benar. Sementara itu dari salah satu pengawas BUM desa mengatakan bahwa selama ini memang laporan keuangan BUM Desa dibuat baru dengan pencatatan manual, maka dengan adanya aplikasi dari PKN STAN ini sungguh sangat membantu bagi BUM Desa.
Selain pengenalan digitalisasi laporan keuangan BUM Desa, kegiatan kolaborasi antara BRIN dan PKN STAN, juga memberikan pendampingan terkait dengan SDGs Desa, khususnya dengan tema Prioritas Dana Desa Tahun 2024 untuk percepatan pencapaian SDGs Desa. Tanda Setiya dari SDGs Desa Center PKN STAN menyampaikan materi terkait dengan bagaimana desa bisa benar-benar memprioritaskan Penggunaan Dana Desa Tahun 2024 bagi Upaya untuk percepatan implementasi SDGs Desa.
Dihadiri oleh Desa-Desa di Kecamatan Lembo, Dosen dari PKN STAN ini menjelaskan, “Bapak Ibu bahwa SDGs Desa ini penting, kalau Bapak/Ibu mengisi data pada Dashboard SDGs Desa, maka nanti Bapak/Ibu akan bisa menyusun perencanaan Pembangunan desa sesuai dengan data, sehingga akan memberikan manfaat bagi Pembangunan desa”.
Sebagian besar peserta menyatakan bahwa saat ini memang kurang peduli dengan data SDGs Desa, bahkan banyak perangkat/operator yang lupa password dari Dashboard SDGs Desa. Selanjutnya bagi Desa yang admin/operatornya yang bermasalah dengan password agar segera menghubungi pendampin desa atau bisa meghubungi Kemendesa PDTT melalui sapa desa.
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta adalah bagaimana cara meyakinkan pimpinan desa agar dalam menyusun perencanaan Pembangunan di desa mendasarkan kepada rekomendasi yang ada di SDGs Desa. Terkait hal tersebut memang perlu secara bertahap untuk memberikan pemahaman kepada seluruh stakeholder desa agar bersama-sama untuk memiliki pemahaman tentang pentingnya SDGs Desa dalam Pembangunan desa.
Selain menjelaskan materi tentang SDGs Desa juga dijelaskan tentang prioritas penggunaan Dana Desa Tahun 2024 untuk pencapaian SDGs Desa. Sebagaimana diketahui bahwa Kemendesa PDTT telah mengeluarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2023.
Pada Tahun 2024 Dana Desa diprioritaskan untuk 1). Penanganan kemiskinan ekstrem (paling tinggi 25% untuk BLT Desa) target Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dapat menggunakan data pemerintah sebagai acuan; 2) Program ketahanan pangan dan hewani paling rendah 2O %; 3) Program pencegahan dan penurunan stunting skala Desa; 4) Program sektor prioritas di desa melalui bantuan permodalan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta program pengembangan desa sesuai potensi dan karakteristik desa; 5) Dana Operasional Pemeritah Desa paling banyak 3 % pari Pagu DD.
Secara umum kegiatan yang dilakukan selama 2 hari mulai tangga 13 sd 14 November 2024 ini sangat bermanfaat bagi BUM Desa maupun pemerintah desa. Pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa berharap kegiatan ini bisa berlangsung secara berkelanjutan, baik melalui luring maupun daring sehingga pihak BUM Desa dan Pemerintah Desa benar-benar bisa mempraktekan dari materi yang telah disajikan oleh narasumber.
Pihak Dinas mengharapkan agar seluruh desa yang hadir benar-benar mempraktekkan hasil pelatihan ini dan apabila ada permasalahan bisa didiskusi dalam forum community on practice (CoP) yang berbentuk WAG. (*Adv)
Laporan: Muh. Sahrul