Konawe Utara, Kroscek.co.id – Harapan baru tengah tumbuh dari Desa Molore, Kecamatan Langgikima. Di lahan yang kini menjadi pusat aktivitas industri, pembangunan smelter PT Stargate Pacific Resources (SPR) terus dikebut.
Dengan progres saat ini mencapai 35 persen, proyek strategis ini diproyeksikan siap diresmikan pada 17 Agustus 2026, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pemerintah Kabupaten Konawe Utara melihat proyek ini bukan sekadar pembangunan fasilitas industri, tetapi awal dari transformasi ekonomi daerah.
Melalui pengolahan sumber daya alam secara langsung di wilayah sendiri, Konawe Utara menapaki era baru kemandirian ekonomi yang lebih berkeadilan.
Wakil Bupati Turun Lapangan: Mengawal dari Dekat, Menggerakkan dari Dalam

Wakil Bupati Konawe Utara, H. Abuhaera, S.Sos., M.Si., bersama tim Satgas Percepatan PAD, turun langsung meninjau lokasi pembangunan pada Kamis (16/10/2025).
Didampingi pihak Konsultan PT PLN (Persero) PUSMANPRO UPMPK V, Wabup ingin memastikan bahwa seluruh infrastruktur pendukung, termasuk Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275/150 kV Molore dan jaringan SUTET Kendari–Andowia–Bungku, berjalan sesuai rencana.
“Pemerintah ingin memastikan pembangunan berjalan lancar dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Konawe Utara harus tumbuh dengan kemajuan yang berpihak pada rakyat,” ujar Abuhaera di sela kunjungan.
Wabup menegaskan, proyek smelter ini memiliki potensi besar dalam mendorong penyerapan tenaga kerja lokal, memperluas kesempatan ekonomi, serta memperkuat fondasi fiskal daerah melalui kontribusi pajak dan retribusi.
Smelter Stargate: Tonggak Hilirisasi dan Kemandirian Daerah

Pembangunan dua tungku utama smelter yang kini mencapai 35 persen merupakan bagian dari rencana jangka panjang PT Stargate untuk mengembangkan industri pengolahan nikel berkelanjutan di Konawe Utara.
Ketika beroperasi nanti, fasilitas ini akan menjadi salah satu smelter modern terbesar di kawasan utara Sulawesi Tenggara, dengan kemampuan produksi signifikan yang mampu menopang kebutuhan industri nasional.
Lebih dari itu, smelter ini akan memicu tumbuhnya berbagai sektor turunan ekonomi lokal, perdagangan, jasa, transportasi, hingga kuliner masyarakat sekitar.
Setiap lapangan kerja yang terbuka diharapkan menyerap putra-putri daerah Konawe Utara, sesuai komitmen pemerintah untuk memastikan masyarakat lokal menjadi bagian utama dari pembangunan industri.
“Kami ingin rakyat merasakan manfaatnya, bukan hanya menjadi penonton di wilayahnya sendiri,” tegas Wabup.
Sinergi Energi dan Pembangunan: Dari GITET Molore ke Industri Besar
Pembangunan GITET 275/150 kV Molore menjadi infrastruktur kunci dalam menjamin kestabilan pasokan listrik, tidak hanya bagi proyek smelter Stargate tetapi juga bagi masyarakat dan pelaku usaha di seluruh wilayah Konawe Utara.
Keberadaan gardu induk dan jaringan transmisi bertegangan tinggi ini akan memperkuat konektivitas sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara, membuka peluang bagi masuknya investasi baru, serta mempercepat pemerataan energi di kawasan utara Sultra.
Dengan dukungan kuat antara PLN, Pemerintah Daerah, dan sektor swasta, Konawe Utara kini berdiri di garis depan sebagai poros energi dan industri baru Sulawesi Tenggara.
Ekonomi Berkeadilan: Pembangunan untuk Semua
Kehadiran industri besar seperti PT Stargate membawa tantangan sekaligus peluang. Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, di bawah kepemimpinan Bupati H. Ikbar, S.H., M.H., dan Wakil Bupati H. Abuhaera, menegaskan bahwa arah pembangunan harus tetap berlandaskan prinsip keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Pemerintah tidak hanya menuntut kepatuhan administrasi dari investor, tetapi juga komitmen sosial terhadap masyarakat lokal, dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan kapasitas SDM, hingga tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan (CSR).
“Kita ingin setiap proyek besar membawa nilai tambah untuk rakyat, bukan hanya keuntungan bagi pemilik modal,” kata Abuhaera menegaskan.
Suara mesin dan aktivitas para pekerja di Molore kini menjadi simbol semangat baru Konawe Utara.
Proyek smelter Stargate bukan sekadar monumen industri, melainkan titik tolak menuju masa depan ekonomi daerah yang mandiri, produktif, dan berkeadilan.
Jika semua berjalan sesuai rencana, pada 17 Agustus 2026, saat bendera merah putih kembali berkibar di langit negeri, masyarakat Konawe Utara akan menyaksikan bukan hanya perayaan kemerdekaan, tetapi juga lahirnya kemandirian ekonomi baru dari tanah mereka sendiri. (**)
Laporan: Muh. Sahrul