Konawe Utara, Kroscek.co.id – Kasus viral masuknya kambing ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit (RS) Konawe Utara (Konut), akhirnya mendapat tanggapan resmi dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Konawe Utara, La Gulira Sarimu.
Dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Konawe Utara, Selasa (14/10/2025), La Gulira mengakui bahwa kejadian tersebut terjadi di tengah keterbatasan jumlah personel yang bertugas di rumah sakit.
Menurutnya, penempatan anggota Satpol-PP di RS Konut saat ini masih jauh dari ideal. Dari total 12 personel yang seharusnya disiagakan berdasarkan nota kesepahaman (MoU), hanya enam orang yang aktif berjaga hingga insiden itu terjadi.
“Secara MoU kita seharusnya tempatkan 12 orang, tapi saat ini hanya tersisa 6 personel aktif. Itu sebabnya kami akan evaluasi dan menambah personel di tahun 2025,” ujar La Gulira kepada Kroscek.co.id
Ia menjelaskan, sistem pengamanan di rumah sakit berbeda dengan kantor pemerintahan lain karena sifatnya yang terbuka dan melayani publik selama 24 jam. Pengamanan dibagi dalam empat shift, masing-masing berisi tiga orang.
Namun, saat insiden kambing masuk ruang IGD, personel yang berjaga hanya satu orang, sedangkan satu lainnya sedang istirahat dan menunaikan ibadah shalat.
“Kejadian itu berlangsung saat jam istirahat siang. Hanya satu anggota yang sempat mengusir kambing keluar dari IGD,” jelasnya.
La Gulira menambahkan, pengurangan personel terjadi karena sejumlah anggota mengundurkan diri dan dua orang diberhentikan dari kedinasan, sehingga pengamanan menjadi tidak efektif.
“Awalnya kami punya 12 orang, tapi enam orang mundur dan dua diberhentikan, jadi tinggal enam. Dengan kondisi itu, kami akui pengawasan tidak maksimal,” katanya.
Meski demikian, pihak Satpol-PP berkomitmen memperkuat pengamanan di RS. La Gulira menegaskan, pihaknya siap menambah personel sesuai kebutuhan rumah sakit untuk memastikan pelayanan publik berjalan optimal dan tidak terganggu hal-hal nonteknis.
“Kalau pihak rumah sakit butuh 30 personel, kami siapkan. Prinsipnya, demi pelayanan kesehatan masyarakat, kami akan optimalkan penugasan di sana,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dalam mekanisme kerja sama dengan pihak BLUD RS Konut, terdapat komponen uang makan bagi anggota yang bertugas, sehingga perlu kejelasan dalam implementasi agar penugasan tidak menimbulkan kendala administratif.
Saat ini Satpol-PP Konawe Utara memiliki 170 personel aktif di berbagai sektor pengamanan, termasuk perkantoran, fasilitas umum, dan lembaga pelayanan publik.
RDP bersama Komisi III DPRD Konawe Utara itu menjadi momentum evaluasi serius terhadap sistem keamanan dan tata kelola pelayanan di rumah sakit daerah.
Legislator menilai, peristiwa “kambing masuk IGD” adalah bukti lemahnya koordinasi antarinstansi dan harus dijadikan pelajaran untuk memperkuat disiplin serta pengawasan di lapangan.
Dengan komitmen Satpol-PP untuk memperkuat pengamanan dan DPRD yang siap melakukan pengawasan ketat, diharapkan insiden serupa tidak lagi mencoreng citra pelayanan publik di Kabupaten Konawe Utara. (**)
Laporan: Muh. Sahrul