Kendari, Kroscek.co.id – Dunia musik lokal kembali menggeliat lewat karya penuh makna bertajuk “Sumile Mbangga”, yang dalam bahasa Indonesia dan Harfiah “Penjilat Jabatan”.
Lagu ini tidak hanya menyuguhkan irama yang khas bahasa Tolaki, namun juga menyampaikan kritik sosial yang tajam terhadap realitas di lingkungan birokrasi dan masyarakat.
Dibawakan dengan menggunakan bahasa daerah Tolaki, lagu ini menjadi bentuk ekspresi jujur anak lokal terhadap fenomena sosial yang kerap ditemui yakni perilaku menjilat demi kepentingan jabatan, posisi, atau kekuasaan.
Pesan moral yang disampaikan dalam liriknya cukup berani dan tegas, menyoroti orang-orang yang rela mengorbankan prinsip dan harga diri hanya demi kedekatan dengan atasan.
Tidak sekadar menghibur, karya ini menjadi cermin dan teguran bagi siapa saja yang terlibat atau terjebak dalam budaya semacam itu. Namun asal-usul dan produksi pencipta lagu ini belum diketahui.
Kehadiran lagu “Sumile Mbangga” patut diapresiasi sebagai bentuk keberanian musisi lokal dalam bersuara dan membuka ruang diskusi publik mengenai praktik tidak sehat dalam lingkungan kerja, pemerintahan, hingga komunitas sosial.
Karya seperti ini layak didukung, tidak hanya karena nilai estetikanya, tapi karena keberaniannya menyuarakan kebenaran.
Musik tidak hanya soal hiburan, tapi bisa menjadi alat perjuangan moral dan kesadaran kolektif di tengah masyarakat. (**)
Laporan : Muh. Sahrul