Konawe Utara, Kroscek.co.id – Kemenangan politik bukan semata-mata diukur dari berapa banyak tokoh yang berhasil direkrut atau seberapa ramai sebuah Muscab digelar.
Tantangan sejati dimulai ketika struktur partai diuji untuk menyatukan visi, menjaga arah perjuangan ideologis, dan memastikan bahwa setiap kader tidak hanya menjadi pelengkap barisan, melainkan penggerak perubahan.
Masuknya sembilan tokoh lintas partai dalam Musyawarah Cabang (Muscab) ke-VI Partai Bulan Bintang (PBB) Kabupaten Konawe Utara (Konut) bisa dilihat sebagai energi baru.
Kesembilan tokoh politik dari berbagai latar belakang partai ke dalam barisan PBB. Mereka adalah:
1. Hendriawan
2. Iwan Surumaindo, S.E.
3. Mitratien
4. Taslim Sauala
5. Komang Martayasa
6. Mahmud
7. Mustakim
8. Guslin
9. Hariato
Namun, di balik euforia ini, terdapat pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi pengurus baru, khususnya di bawah komando Herman Sewani yang kembali dipercaya terpilih Aklamasi menahkodai Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PBB Konut pada Senin, 14 Juli 2025.
PBB Konut kini berada di persimpangan jalan politik: Apakah mampu menjadikan konsolidasi ini sebagai lompatan strategis yang membumi atau justru stagnan di 7 Kursi di Parlemen Konut.
Bergabungnya kader baru dari berbagai latar belakang partai membuka ruang bagi kolaborasi lintas pengalaman. Penanaman nilai ideologis yang kokoh dan konsisten, PBB Konut diyakini akan Berjaya.
Ditangan Herman Sewani, Integrasi kader tidak boleh berhenti pada seremonial pengukuhan, melainkan harus dilanjutkan dengan pelatihan politik, pembinaan struktural, dan disiplin organisasi.
Apalagi di tengah kondisi politik lokal yang dinamis, masyarakat semakin cerdas dalam menilai apakah partai politik benar-benar bekerja untuk rakyat atau sekadar bergerak demi kepentingan elektoral.
Muscab kali ini merupakan keberhasilan akan bergantung pada langkah lanjutan DPC PBB Konut dalam menjawab aspirasi masyarakat ke akar rumput.
Penguatan struktur internal, konsolidasi visi antar kader, serta penyusunan agenda kerja yang menyentuh sektor strategis, seperti pendidikan, ekonomi lokal, dan pemberdayaan pemuda, harus menjadi prioritas.
PBB menjadi wadah perjuangan nyata di tengah persoalan riil masyarakat. Kalkulasi politik jangka panjang akan menguras energi, namun mendapatkan hasil yang berkelanjutan.
Terpilihnya kembali Herman Sewani bukan sekadar mandat organisasi, tetapi amanah politik untuk mengawal transformasi partai agar tetap relevan dan dipercaya publik.
Menurut Herman Sewani, konsolidasi politik tidak boleh berhenti di level elite, ia harus mengalir ke bawah, menyatu dengan denyut nadi rakyat, dan diterjemahkan ke dalam program konkret.
Karena pada akhirnya, partai politik bukan dinilai dari jumlah kursi atau nama-nama besar yang masuk, tetapi dari sejauh mana PBB hadir dan bekerja untuk rakyat, di luar momentum pemilu.
PBB Konut kini menjadi kekuatan politik yang tidak hanya besar di atas kertas, tetapi membuktikan bahwa PBB layak mendapat tempat dalam sejarah Pembangunan Konawe Utara.**
Laporan : Muh. Sahrul